Minggu, 05 Februari 2012

Troy, Legenda Helen dan Kuda Troya

Troy, Legenda Helen dan Kuda Troya


KETIKA CINTA, KEKUASAAN, DAN KEPAHLAWANAN BERTEMU
“Hectoooor …. !” raungan Achilles menggema di benteng kokoh kota Troy, memantul berkumandang ke segenap sudut kota. Achilles, si pemilik suara halilintar itu, berdiri tegak di depan pintu gerbang raksasa benteng. Tubuhnya yang kekar tertutup baju zirah dan kepalanya terlindung dibalik topi besi. Di tengah keluasan hamparan pasir kosong di luar benteng kota Troy, sosoknya tegak bagai batu karang.
Hector, putra sulung Raja Troy, Priam, juga sudah siap dalam baju perangnya yang terbuat dari besi. Ia tahu, Achilles akan datang untuk membunuhnya. Pada perang melawan tentara Yunani yang menyerang Troy, Hector membunuh sepupu Achilles, dan siapa pun tahu bahwa Achilles akan menuntut balas atas kematian sepupu yang sangat dicintainya itu. Semua orang tahu Hector akan mati di tangan Achilles, sebab tidak ada seorangpun yang mampu melawan Achilles, sang singa Yunani. Sebenarnya Hector bisa saja tetap bersembunyi di dalam benteng kota Troy yang sangat kuat, Achilles tidak akan bisa masuk, tetapi sebagai seorang putra raja yang berjiwa kesatria, Hector pantang bersembunyi dari musuh yang datang menantangnya.
Hector berlutut dan mencium tangan ayahnya. Raja Priam memeluk putra tercintanya itu, mencium keningnya dengan perasaan kelu. Hatinya pedih melepas putranya menantang maut, tetapi ia bangga memiliki putra yang berjiwa kesatria dan gagah berani menjemput kematian demi membela harga diri bangsanya.
“Tidak ada seorang ayah pun pernah memiliki akan lelaki sebaik engkau” kata Raja Priam dengan mata berkaca-kaca.



IMG_1352
Hector berpamitan kepada isteri dan anak lelakinya sebelum keluar dari benteng Troy untuk melawan Achilles




Setelah mencium isteri dan anak lelakinya serta memeluk Paris, adiknya, Hector melangkah ke pintu gerbang. Sepuluh orang perajurit mengangkat palang pintu gerbang, dan membuka pintu gerbang raksasa yang maha berat itu. Hector melangkah perlahan, mantap dan penuh keyakinan, menyongsong Sang Penantang. Achilles.

Sebagai sebuah film perang, Troy menggambarkan suasana perang dengan luar biasa. Ribuan tentara dari kedua belah pihak (Troy dan Yunani) yang berlari, menyerbu dengan perisai dan pedang di tangan, tampak seperti laron — anai-anai — yang ditumpahkan dari dua arah berlawanan di permukaan sebuah meja besar, dan bertemu ditengah-tengah dalam perang brubuh. Ratusan tentara dari kedua belah pihak yang berada di baris terdepan seketika mati atau sekarat begitu tertebas pedang lawan. Kematian datang dalam sekejap, tanpa menunggu mereka berkedip. Mayat tumpang tindih, terinjak-injak tentara di belakang yang merangsek maju. Perang yang sungguh mengerikan.
Perang Troya dipicu oleh larinya Helen, isteri Menelaus, ke Troy. Helen terlibat cinta dengan Paris, anak Raja Priam. Adapun Menelaus adalah adik Agamemnon, raja Yunani. Kemarahan Menelaus karena isterinya direbut Paris dimanfaatkan oleh Agamemnon sebagai alasan untuk menyerbu Troy. Sebenarnya Agamemnon memang sudah lama ingin menguasai Troy. Achilles, sepupu Agamemnon, ikut serta di antara pasukan Yunani. Ia ikut berperang untuk membela negaranya, meskipun sebenarnya ia selalu berseberangan dengan Agamemnon yang tamak.

Tentara Troy dan Yunani bertemu di medan perang


Kembali ke pertarungan antara Hector dengan Achilles ……

Setelah melalui pertempuran seru, terbukti bahwa Hector memang bukan lawan yang seimbang bagi Achilles. Hector tersungkur ke pasir setelah tubuhnya ditembus pedang Achilles. Raja Priam yang menyaksikan pertarungan itu dari atas benteng limbung melihat putranya tewas. Dendam Achilles rupanya belum lunas hanya dengan membunuh Hector. Ia mengikat kedua kaki Hector, mencencangnya ke bagian belakang kereta kudanya, dan menyeret mayat Hector ke basis pasukan Yunani yang berkemah di pantai Aegea. Betapa tersayat hati Raja Priam melihat putra kesayangannya diseret seperti binatang buruan, tanpa ia bisa berbuat apa-apa.
IMG_1362
Hector tersungkur ke pasir setelah dadanya tertusuk oleh pedang Achilles


Malam hari, Achilles berada sendirian di tendanya. Mendadak seseorang yang menutupi seluruh tubuhnya dengan kain lebar menyeruak masuk. Orang itu, yang ternyata adalah Raja Priam, menyelusup sendirian ke tenda Achilles tanpa mengenakan sepotongpun atribut kerajaan. Ia langsung berlutut dan mencium kedua tangan Achilles. Achilles sangat terkejut ketika Raja Priam memperkenalkan dirinya.
“Kau sangat pemberani. Sadarkah kau, bahwa detik ini juga aku bisa meremukkan kepalamu?” Achilles berkata.
Raja Priam, yang tampak demikian renta dan putus asa setelah kematian Hector, memandang Achilles dengan matanya yang bergelimang kepedihan.
“Kau pikir, apakah ada bedanya bagiku kalau kau bunuh aku sekarang, setelah kematian anakku?”
Achilles sejenak terdiam, lalu bertanya. “Apa yang kau inginkan dariku?”
“Ijinkan aku membawa pulang anakku. Ijinkan aku mendoakannya, melaksanakan upacara untuknya, dan memakamkannya dengan layak. Aku mengenal ayahmu dengan baik. Ia sungguh beruntung, meninggal tanpa perlu menderita karena melihat kau tewas di depan matanya. Aku mencintai anakku sejak ia membuka mata pertama kali di dunia, hingga kau membuat ia menutup mata.” Raja Priam berkata dengan lirih, suaranya penuh duka yang mendalam.

Achilles, singa perang Yunani yang tak terkalahkan itu, yang badannya kekar bagai batu karang dan hatinya keras melebihi padas, terpaku mendengar perkataan seorang ayah yang hancur karena kehilangan buah hatinya itu.
“Tunggu sebentar disini.” ia berkata.
Achilles pergi keluar tenda. Dia berlutut di depan mayat Hector yang wajahnya sudah tak berbentuk, penuh luka berdarah bercampur dengan pasir. Achilles menunduk di depan mayat Hector. Manusia perkasa itu menangis tersedu-sedu.

“Kita akan segera bertemu, saudaraku … ” Achilles berbisik sambil menutup wajah Hector dengan kain selimut.
Achilles membungkus mayat Hector, menaikkannya ke atas kereta kuda, dan menyalami Raja Priam sambil berkata,
“Ia lawan terbaik yang pernah kujumpai. Putramu patriot sejati. Aku bangga pernah bertarung dengannya. Ia harus memperoleh upacara pemakaman yang khidmat selama 12 hari. Selama waktu itu, Yunani tidak akan mendekati Troy. Kau seorang raja yang jauh lebih baik dari raja kami.”
Ringkas cerita, pasukan Yunani tak berhasil menembus benteng Troy yang sangat kuat. Untuk mengalahkan Troy, akhirnya mereka menggunakan taktik tipuan. Mereka berpura-pura mundur dari peperangan, kembali ke Yunani. Perahu-perahu mereka disembunyikan di balik sebuah teluk. Di bekas perkemahan, mereka meninggalkan sebuah patung kuda dari kayu yang sangat besar, gagah dan indah.
Raja Priam dan tentara Troy yang menginspeksi ke bekas perkemahan tentara Yunani terheran-heran melihat patung kuda raksasa itu. Paris yang merasa curiga memohon kepada ayahnya untuk membakar patung kuda itu, tetapi para penasehat kerajaan berpendapat bahwa patung kuda itu adalah persembahan dari Raja Agamemnon untuk dewa-dewa mereka. Raja Priam setuju dengan pendapat para penasehatnya, dan memerintahkan untuk membawa patung kuda itu ke dalam benteng kota Troy.
IMG_1363
Patung kuda raksasa yang terbuat dari kayu diarak masuk ke dalam benteng kota Troy


Pada tengah malam, ketika seluruh penduduk kota tidur lelap, sejumlah tentara Yunani pilihan yang diam-diam bersembunyi di dalam patung kuda itu keluar, membuka pintu gerbang benteng, dan memanggil tentara Yunani yang bersembunyi dibalik perbukitan. Tentara dan penduduk kota Troy yang sedang nyenyak tidur tak sempat melawan. Kota Troy dibakar. Istana dihancurkan, dan Raja Priam dibunuh. Paris, yang sudah mengetahui bahwa titik lemah Achilles terdapat pada urat di pergelangan kakinya, berhasil menancapkan anak panah ke urat kaki Achilles hingga singa perang itu kehilangan segenap kekuatannya. Achilles mati dengan beberapa anak panah Paris menancap di dadanya. Nama Achilles hingga kini dipakai di dunia kedokteran sebagai nama sebuah urat yang terdapat pada pergelangan kaki.
Film Troy diproduksi pada tahun 2004 oleh Warner Bros. Achilles (diperankan oleh Brad Pitt) menjadi tokoh sentral dalam film ini. Hector (diperankan oleh Eric Bana) hanya muncul kira-kira di sepertiga awal film, tetapi penampilannya sangat bagus. Demikian juga Peter O’Toole, memerankan Raja Priam dengan sangat mengesankan. Film ini dibuat berdasarkan legenda Perang Troya yang sangat terkenal. Dalam legenda ini, Helen menjadi ‘biang keladi’ peperangan besar yang terjadi antara Yunani dengan Troy (atau Troya). Sebagai bagian dari legenda Perang Troya, kisah “Helen of Troy” pernah difilmkan secara terpisah. Selain Helen, Kuda Troya adalah legenda yang melekat erat dengan kisah epik ini.
Kuda Troya
Kuda Troya, properti film Troy yang sekarang ditempatkan di Canakkale, Turki, di dekat reruntuhan bekas kota tua Troya.


Film yang disutradarai oleh Wolfgang Petersen ini mengambil lokasi di Kepulauan Malta, di Fort Ricasoli. Adapun tampak luar benteng Troy dibangun dan diambil gambarnya di Mexico. Pembuatan Troy menelan biaya 180 juta dollar, menjadikan film ini sebagai film yang paling mahal hingga saat itu. Pemutaran film ini di seluruh dunia menghasilkan uang 497 juta dollar. Untuk membuat tubuh Brad Pitt menjadi tegap berotot, ia dilatih oleh Gregory Joujon Roche di Holistic Fitness Los Angeles. Secara kebetulan, pada saat melakukan shooting film ini, urat (tendon) Achilles di kaki Brad Pitt robek (terkena ‘tulah’ arwah Achilles ‘kali … ).

Kostum film Troy, disimpan di British Museum


Perang Troya adalah perang yang melibatkan cinta Helen dan Paris, ketamakan Raja Agamemnon, serta patriotisme Hector dan Achilles. Kisah yang sesungguhnya juga dijumpai di seluruh penjuru dunia, termasuk di tanah air kita. Legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, legenda Hang Tuah, hanyalah sedikit contoh dari kisah-kisah sejenis di nusantara. Kapankah kita bisa mengangkatnya menjadi film yang spektakuler seperti Troy?




aktor film Troy













Selasa, 24 Januari 2012

IKLAN CELCOM - PETERPAN


Sejarah Peterpan

Sejarah Peterpan










Tahun 2000 merupakan titik awal dalam perjalanan karir musik 6 anak muda Bandung ini, karena pada saat itulah mereka bersama-sama membentuk sebuah band yang kemudian diberi nama Peterpan.


Formasi mereka saat itu adalah Andika (keyboard), Ariel (vokal), Uki (gitar), Lukman (gitar), Indra (bass), dan Reza (drum).


Secara resmi, Peterpan terbentuk pada tanggal 1 September 2000. Harapannya sederhana. Mereka hanya ingin menjadi home band cafe ternama.


Tahun 2001, Peterpan mulai merambah beberapa cafe antara lain O’Hara Tavern dan Sapu Lidi yang menjadi tempat mereka menyajikan lagu-lagu alternative rock, seperti Pearl Jam, Creed, Cold Play, dan lain lain.


Permainan mereka menarik perhatian Noey Java Jive yang sedang mencari band baru untuk album kompilasi dari Musica Studios.


Mereka mengirimkan demo berisi 3 lagu, yaitu Sahabat, Mimpi yang Sempurna dan Taman Langit. Akhirnya lagu Mimpi yang Sempurna terpilih untuk mengisi album kompilasi Kisah 2002 Malam. Mimpi yang Sempurna menjadi lagu andalan album kompilasi ini dan mendongkrak angka penjualan hingga 150.000 kopi. Lagu ini masuk ke dalam jajaran tangga musik di banyak radio nasional, dan menjadi lagu wajib para pengamen jalanan. Suatu harapan lain dari Peterpan mulai terwujud sedikit demi sedikit.


Musik mereka mulai beterbangan dan bisa dinikmati oleh hampir semua orang di seluruh negeri. Sukses tersebut membuka kesempatan baru bagi Peterpan.


Tahun 2003, Peterpan, di bawah label Musica Studio, meluncurkan debut album Taman Langit. Dengan variasi sound yang apik, kesederhanaan lirik, kekhasan vocal Ariel yang disajikan Peterpan dalam album debut ini, musik Peterpan dengan mudah meresap di telinga penggemar musik Indonesia. Album debut Taman Langit meraih penghargaan Multi Platinum Award dan SCTV Award sebagai Album dan Band Pendatang Baru ngetop.


Mei 2004, Peterpan kembali masuk studio rekaman untuk mempersiapkan album ke-2 mereka yang direncanakan rilis pada bulan Agustus. Dalam tahap akhir persiapan album, demi penghargaan mereka pada para sahabat Peterpan, mereka menggelar konser di 6 kota di Jawa dan Sumatera dalam waktu 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser bertajuk “Breaking The Record, Konser Untuk Sahabat” dimulai di Medan, lalu dilanjutkan ke Padang, Pekanbaru, Lampung, Semarang, dan diakhiri di Surabaya. Konser ini juga diakui sebagai salah satu rekor MURI.


Agustus 2004, Peterpan merilis album ke 2 Bintang di Surga. Seminggu setelah peluncuran album, Bintang di Surga mencapai angka penjualan 1 juta copy dengan single pertama Ada Apa Denganmu. Sebutan A Phenomenon Band pun melekat pada Peterpan, yang kemudian mensejajarkan Peterpan dengan band-band papan atas di negeri ini.


Pada masa kritis industri musik Indonesia, album Bintang di Surga berhasil mencapai angka penjualan 3 juta kopi, dan meraih penghargaan demi penghargaan. Tak kurang dari 13 penghargaan dari dalam dan luar negeri diraih oleh Peterpan lewat album Bintang di Surga, diantaranya 7 penghargaan AMI AWARD, 2 SCTV Award, Triple Platinum Award, dan Platinum Berkembar Enam dari Malaysia, serta MTV Music Award pada tahun 2005.


September 2005, Peterpan merilis Album Soundtrack film Alexandria, dan lagi-lagi meraih Multi Platinum Award untuk penjualan album soundtrack tersebut dan SCTV Award. Single pertama , tak hanya menembus tangga lagu nasional, tetapi juga dibajak oleh musisi India, diaransemen ulang dan diubah liriknya ke dalam bahasa India. Lagu …. Versi India tersebut dinyanyikan , kemudian masuk dalam tangga lagu nasional India dan menjadi soundtrack film.


Juni 2006, setelah menghadiri penganugrahan MTV Music Award mereka yang ke 2, Peterpan memutuskan rehat panjang untuk mempersiapkan album ke 3 yang rencananya akan dirilis akhir tahun. Tetapi kondisi dan situasi yang terjadi di dalam tubuh Peterpan membuat rencana tersebut tak dapat berjalan.


Oktober 2006, Peterpan retak. Indra dan Andika keluar dari Peterpan, karena adanya ketidaksamaan visi dalam bermusik dengan, Ariel, Uki, Lukman, dan Reza. Masalah demi masalah bermunculan menghantam Peterpan. Tetapi 4 personil yang tersisa di Peterpan tetap bersemangat untuk menyelesaikan album ke 3 mereka.


Mei 2007, setelah vakum hampir 1 tahun, Peterpan merilis album ke 3, Hari yang Cerah. Gaya bermusik dan aransemen yang agak berbeda dari album-album sebelumnya, Peterpan semakin memperlihatkan kematangan mereka dalam bermusik. Pada album ini, Peterpan melibatkan 2 additional band, David (keyboard) dan Lucky (bass). Saat ini, album Hari Yang Cerah telah membukukan angka penjualan di atas 500.000 copy.


Di sela-sela jadwal promo yang padat, Peterpan mendapat undangan untuk mewakili Indonesia di ajang Asia Song Festival yang ke-4 di Korea Selatan pada September lalu. Dari Korea, Peterpan membawa oleh-oleh penghargaan Best Contribution Award.


Waktu dan perjalanan yang panjang...sejak 6 orang anak muda Bandung mengawali karir musik mereka lewat sebuah album kompilasi Kisah 2002 Malam, lewat sebuah lagu berjudul Mimpi yang Sempurna.


To be continued ...


2002
Rookie of the Year - Majalah Hai (Hai Magazine)


2004
Group Pendatang Baru Terngetop - SCTV Music Award
Triple Platinum Album - Taman Langit - Musica Studios Indonesia
Konser 6 Kota 24 Jam - MURI (Museum of Indonesian Records)18th July 2004 - 19th July 2004


2005
Best Favorite-Artis Indonesia - MTV Asia Awards - February 2005
Album Pop Group Ngetop - SCTV Music Award - May 2005
Lagu Paling Ngetop - SCTV Music Award - May 2005
Band Paling Ngetop - SCTV Music Award - August 2005
Penjualan Album Terbaik Sepanjang Tahun Bintang Di Surga - MTV Asia Awards - September 2005
Grup pop terbaik melalui lagu Ada Apa Denganmu - AMI Awards - November 2005
Lagu pop terbaik Ada Apa Denganmu - AMI Awards - November 2005
Band Pop alternatif terbaik melalui lagu Kukatakan Dengan Indah - AMI Awards - November 2005
Album Terbaik Bintang Di Surga - AMI Awards - November 2005
Grafis desain album terbaik Bintang Di Surga - AMI Awards - November 2005
Karya produksi terbaik Bintang Di Surga - AMI Awards - November 2005
Anugerah Carta Era - Lagu Rock Pilihan & Carta Terbaik 2006
Best Favorite - Artis Indonesia - MTV Asia Awards - April 2006
Album Pop Group Ngetop - SCTV Music Award - May 2006




DISCOGRAPHY
Kisah 2002 Malam (2002)
Taman Langit (2003)
Bintang di Surga (2004)
Menunggu Pagi Ost.Alexandria (2005)
Hari yang Cerah (2007)

Sebuah Nama Sebuah Cerita (2008)



















Peterpan A Phenomenan band




Berikut 10 fakta serta total penghargaan yg pernah diraih peterpan yg membuat mereka layak disebut sebagai band paling fenomenal di Indonesia:

1. Group band pertama di indonesia (dan belum tertandingi) yg berhasil menembus angka penjualan 3 juta copy di album Bintang Di Surga padahal kala itu sedang masa krisis dan pembajakan kaset merajalela.Album ini terjual 1 juta copy dalam satu minggu pertama.Album ini juga laris di luar negeri,di malaysia pun album ini meraih award "Platinum Berkembar Enam".
2.Group band pertama di Indonesia yg launching albumnya (Alexandria) sampai-sampai disiarkan 6 stasiun TV live yaitu SCTV, IVM, Metro TV, ANTV, Lativi, dan TVRI ikut menyiarkan secara langsung acara tersebut. Ga ketinggalan 4 kafe di 4 kota di Indonesia juga ikut mengadakan nonton bareng launching album OST Alexandria tersebut. Cafe-cafe tersebut adalah cafe Pisa Jakarta, Cafe Tio's Semarang, Cafe Hugos Yogyakarta dan Hugos Surabaya. Jalan Dago-pun ditutup untuk acara ini. Uniknya dari acara ini, penggemar peterpan bisa beli kupon dari seminggu sebelumnya untuk mendapatkan kaset atau cd limited edition yang ada tanda tangan plus Pin Peterpan Ost Alexandria. Kupon tersebut ditukarkan setelah acara Menunggu Pagi atau setelah jam 12 malam.Begitu jg dengan album "Hari Yang Cerah.."
3. Satu satunya Group Band Yg mencetak rekor MURI membuat konser marathon 24 jam di enam provinsi.Mulai menggelar konser di Medan, Sumatra Utara sekitar pukul 07.55 sampai 08.40 WIB. Dari sana, Ariel Cs lalu melanjutkan di Padang, Sumatra Barat sekitar pukul 10.45 hingga 11.30 WIB. Pada jam 12.55 hingga 13.40 WIB, Peterpan konser di Pekanbaru, Riau, terus Lampung pada jam 16.25 sampai 17.10 WIB. Ariel lantas membuka konser di Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.45 dan berakhir pada 20.30 WIB. Konser Peterpan ditutup di Surabaya sekitar pukul 22.15 sampai 23.00 WIB.
4.Peterpan meraih 7 dr 13 nominasi di AMI 2005.woww,,belum pernah ada di sepanjang sejarah ajang award yg (lebih)setengah nominasinya diraih oleh 1 artis/band.
5.. Lagu "Tak bisakah" menjadi lagu indonesia pertama dan satu satunya yg dijiplak persis oleh negara india dan menjadi top disana bahkan menjadi soundtrack film india "woh lamhe".Oh ya info lagi, lagu Peterpan yang dicontek India itu bukan cuma satu. Ada lagu lain yg dijiplak abis oleh penata musik film paling laris di India bernama Pritam, yaitu Tak Bisakah (Kya Mujhe Pyaar Hai), Di Belakangku (Aao Milo Chale) dan yg terbaru,lagu Jauh Mimpiku jg dijiplak oleh orang yg sama,yaiyu pritam.Di sana lagu hasil jiplakan yg diberi judul "Bheegi si Bhaagii si" ini masuk 10 besar top hits tangga lagu.Sepertinya pritam sangat terobsesi untuk menjadi seorang nazril irham di sana.Bisa dilihat di sini ( http://www.youtube.com/watch?v=yHSjtB1BV3c&feature=related ).Dan saya baru aja tau ada tiga serangkai penata musik film yang dihormati karena ide2 segar dan originalnya di Bollywood sana, nama mereka Shankar, Ehsaan dan Loy (biasa disingkat SEL), ternyata mereka juga terinspirasi lagunya Peterpan "Topeng" di soundtrack berjudul "Socha Hai" yg mereka ciptain buat film India berjudul "Rock on" (film pertama India tentang perjalanan karir sebuah band rock). Cari aja lagu2 itu di youtube, kalian akan bisa dengar kesamaan konsep dan nadanya.Catatan pribadi saya,dari semua lagu yg diisukan menjiplak karya orang lain yg pernah saya dengar,lagu "Kya Mujhe Pyaar Hai" yg merupakan 'salinan' dr lagu Tak Bisakah nya peterpan yg bnr2 mirip full.Cuma sedikit 'kreasi' yg dihasilkan si penjiplak,yaitu bagian "Kuberjalan berjalan memutar waktu..dst (setelah reff)" ditukar posisinya dgn bagian yg "Dara kau menjadi hidupku..dst".Hmm,,bnr2 plagiat 'sejati'. Kesimpulannya,peterpan merupakan band yg sangat inspiratif yg tentunya banyak memberi inspirasi bagi org lain,khususnya para musisi.Selain lagu2 mereka yg banyak diplagiat,video klip yg (mungkin) sedikit ditiru, salah satubukti lain kharisma band ini adalah lagu mereka yg berjudul "Ada Apa Denganmu" menginspirasi Didi kempot utk meresycle'nya dan ditranslate ke bhs jawa,juga penyanyi lawas Heaty Koes Endang yg menyanyikan lagu ini versi keroncongnya dan tak ketinggalan para penyanyi dangdut yg mendendangkannya ke aliran musik mereka.Selain itu,sang vokalis jg banyak menginspirasi vokalis2 pendatang baru.Salah satu contoh nyatanya adalah vokalisnya D'Bagindas.Ya,memang banyak yg melihat kalau aksi panggung vokalis band ug beraliran melayu itu mirip sama sosok ariel.Seperti yg diakui sang ''folower" sendiri kalau dia memang sangat mengidolakan sosok ariel dan senang kalau gayanya dianggap mirip walau banyak kesan itu dimirip-miripin.
6. Ada satu lagi yg mungkin gk pernah terjadi di album band2 sebelumnya,yaitu album bintang di surga dirilis dalam bentuk house musik lengkap seluruh lagunya,biasanya house music itu berupa kompilasi lagu2 pilihan..tetapi ini dalam satu album lengkap dgn susunan lagu spt album aslinya. diproduksi oleh MUSICA pula.Membuktikan bahwa seluruh lagu dibintang disurga adalah HITS.Album ini pun total meraih 13 penghargaan dr berbagai ajang,mungkin raihan tertinggi yg pernah diraih sebuah album di indonesia.
7. Peterpan merupakan band yang dikenal bener2 dari karyanya.Larisnya tiap album mereka merupakan bukti nyata.Band ini juga bukan band yang suka mencari sensasi demi mempertahankan popularitasnya.Satu lagi,ariel cs tidak hanya dikenal karena namanya saja yang unik,keren, dan simple.Buktinya,tanpa nama "peterpan" pun mereka mampu meraih penghargaan "Most Inspiring Award" dari MTV.Mereka tercatat sebagai peraih penghargaan tsb tanpa nama "peterpan" melainkan "ariel,uki,loekman,reza,david".Mereka juga salah satu dari sedikit pemusik yang konsisten dalam berkarya dan selalu menjadi dirinya sendiri tanpa pengaruh dari luar,misalnya mengikuti selera pasar hanya demi tetap eksis di blantika musik tanah air.
8. Selain itu, lagu "Ada Apa Denganmu" juga pernah dibuat dalam aransemen Keroncong yg dinyanyikan oleh Hetty Koes Endang dan aransemen Campur Sari yg dipopulerkan oleh Didi kempot.
9.Lagu "Kukatakan Dengan Indah" masuk dalam daftar 150 lagu terbaik versi majalah Rolling Stones.Dari ke150 lagu tsb,Lagu "Kukatakan Dengan Indah". Selengkapnya : http://www.rollingstone.co.id/read/2009/11/26/536/4/1/150-Lagu-Indonesia-Terbaik-Sepanjang-Masa-
10. Satu-satunya band yang replika para personelnya dimuseumkan di museum Monas (Museum Nasional).Berkat jasa2nya, mereka dihargai bak pahlawan di negeri ini."They are the real HERO"


Serta sederet penghargaan yang diraih peterpan:
Tahun 2002
* Rookie of the Year 2002 versi Majalah Hai
 
Tahun 2003
* Multi Platinum Award-Album Taman Langit


Tahun 2004
* AMI Award
* Group Pendatang Baru Ter-Ngetop SCTV Music Award
* Rekor MURI – Konser Maraton 6 Kota 24 Jam - 18 Juli 2004
* Triple Platinum Award-Album Bintang di Surga
*Platinum Berkembar Enam dari Malaysia
*Album bintang di surga merupakan Best Seller sepanjang masa


Tahun 2005
* Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - Februari 2005
* Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2005
* Lagu Paling Ngetop, SCTV Music Award - Mei 2005
* Band Paling Ngetop di SCTV Award - Agustus 2005
* Penjualan Album Terbaik Sepanjang Tahun, MTV Music Award – September 2005
* Grafis desain album terbaik Bintang di Surga AMI Awards 2005 - November 2005


Tahun 2006
* Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - April 2006
* Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2006


Tahun 2007
*Best Contribution Award-Asia Song Festival-September 2007


Tahun 2008
*Band paling sensasional-I Gossip


Tahun 2009
*Kids choice award
*Most Inspiring Artist-MTV Award 2009
* Video Klip TerDahsyat "Walau Habis Terang", Dahsyatnya Award - April 2009
* Band TerDahsyat, Dahsyatnya Award - April 2009
* Lagu Terbaik versi majalah Rolling Stone dengan lagu "Kukatakan Dengan Indah"




Dengan semua prestasi tersebu rasanya ungkapan "Peterpan adalah band yang paling fenomenal di indonesia" bukanlah omomg kosong semata dan mereka layak disebut "One of A Phenomenon Band".




>> dari berbagai sumber :)


Senin, 23 Januari 2012

RINDU UNTUK ACEH TERCINTA

PETA NANGGROE ACEH DARUSSALAM
 


UNTUK ACEH TERCINTA

Dimana akan kucari
Aku menangis seorang diri
Hatiku selalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi

Untuk Aceh tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku

Aceh dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi

Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Denganmu aku bernyanyi



klik disini untuk download lagu









Samudera Pasai: Bumi para Wali (bahagian I)

                                       
bendera Aceh masa dulu



Samudera Pasai: Bumi para Wali (bahagian I)

Assalamualaikum wr. wb.

 Tulisan ini memaparkan isi daripada buku "Berpetualang ke Aceh: Mencari Diri dan Erti", daripada bab bertajuk "Samudera Pasai: Bumi para wali."
Silalakan baca...


SAMUDERA PASAI:
BUMI PARA WALI

“Sepeninggal aku telah wafat kelak,
akan muncul sebuah negeri di bawah angin, Samudera namanya.”
“Apabila terdengar kamu nama negeri itu,
maka suruhlah sebuah bahtera untuk membawa
perkakas dan alat kerajaan ke negeri itu, serta kamu Islamkan sekalian isi negeri itu,
serta ajar mereka mengucap dua kalimah syahadat.
Kerana dalam negeri itu kelak banyak orang yang akan menjadi
wali Allah.”
“Tetapi semasa kamu hendak pergi ke negeri itu,  
hendaklah kamu singgah mengambil seorang fakir di negeri Mengiri,
bawalah fakir itu bersama-sama belayar ke negeri Samudera itu.”

- Sabda Rasulullah SAW dalam kitab Hikayat Raja-raja Pasai.

Pada satu hari, Merah Silu keluar memburu bersama orang-orangnya membawa anjing pemburunya, si Pasai. Sampai ke satu tempat, baginda menitahkan supaya anjing itu dilepaskan. Seketika kemudian si Pasai menyalak pada satu tanah tinggi. Rupa-rupanya, ia ternampak seekor semut besar, hampir seekor kucing besarnya! Merah Silu pun menyuruh orang-orangnya menangkap semut itu lalu dibawa pulang ke istana. Entah mengapa, semut itu terus dimakan baginda. Kemudian Merah Silu menyuruh orang-orangnya menebas dan menerangkan tempat tadi kerana raja itu hendak membuat negeri. Baginda pun membangunkan sebuah istana yang cukup lengkap dengan kota dan paritnya serta sebuah penempatan. Selepas siap segalanya, Merah Silu dan orang-orangnya pun berpindahlah ke negeri yang baru dibuka. Maka negeri itu dinamakan baginda Samudera, ertinya semut besar...

===============  

Rasyid tertarik apabila mendapat tahu kitab Hikayat Raja-raja Pasai ada menceritakan Nabi Muhammad SAW pernah berpesan kepada seorang sahabat, satu hari nanti akan muncul negeri bawah angin bernama Samudera. Apabila ini terjadi hendaklah dihantar orang membawa perkakas dan alat kerajaan ke sana dan Islamkan sekalian isi negeri kerana di situ ramai orang akan muncul menjadi wali. Rasulullah SAW juga berwasiat supaya rombongan ini singgah di negeri Mengiri mengambil seorang fakir untuk dibawa bersama ke Samudera. Kitab Sulalatus Salatin atau Sejarah Melayu karangan Tun Sri Lanang ada meriwayatkan cerita yang sama tetapi menyebut negeri itu bernama Muktabar pula. Wasiat itupun sampai kepada Sharif Mekah iaitu Raja yang memerintah Mekah dan sekitarnya, Madinah dan wilayah Hijaz. Menurut satu kisah, baginda mendapat tahu tentang kewujudan Samudera daripada jemaah haji Nusantara yang datang ke Mekah lalu menitahkan supaya diperbuat sebuah bahtera untuk membawa perkakas dan alat kerajaan ke sana. Seorang ulamak besar bernama Sheikh Ismail dijadikan mualim atau nakhoda kapal. Beliau dan orang-orangnya pun belayar ke negeri Mengiri seperti diwasiatkan Nabi, sebuah negeri yang terletak di benua Hindi... Adapun negeri Mengiri ini diperintah oleh seorang raja bernama Sultan Muhammad. Menurut ceritanya, baginda berasal dari keturunan sahabat karib Rasulullah SAW, Saidina Abu Bakar Al-Siddiq Radiallahuanhu, Khalifah pertama umat Islam. Sebaik sahaja mendapat tahu ada kapal hendak ke Samudera atas titah Sharif Mekah dan diketuai Sheikh Ismail berlabuh di negerinya, baginda terus turun takhta lalu menabalkan seorang anaknya sebagai Raja Mengiri yang baru. Malah baginda juga melucutkan pakaian kebesaran kerajaan di tubuh-badannya lalu menukarkannya dengan pakaian seorang fakir! Raja yang telah menjadi fakir inipun membawa seorang anaknya yang muda untuk turut serta meninggalkan istana dan menjadi fakir. Mereka pergi berjumpa Sheikh Ismail lalu meminta supaya dibawa belayar ke Samudera untuk bersama menunaikan wasiat Nabi...

================  

 Bagaimana dengan kita...?
Sanggupkah meninggalkan sedikit kemewahan hidup demi mencari kefahaman, jawaban kepada beberapa persoalan yang sudah lama membelenggu jiwa? Sesekali sahaja berjumpa kawan-kawan dan saudara-mara, baru merasa duduk di tempat yang lebih selesa...  
“Kenapa anak cucu Saidina Abu Bakar As-Siddiq ini sanggup berbuat begitu?” Hikayat itu mahupun kitab Sejarah Melayu tidak menceritakan sebab-musababnya. Setakat yang dia tahu, Sultan Muhammad terdengar berita persinggahan rombongan Sheikh Ismail di negerinya lalu terus tergerak menjadi fakir untuk mengekori sama. Apakah baginda pernah mendengar wasiat Nabi mengenai Samudera daripada keluarganya? Mungkin ia telah disampaikan kepada Saidina Abu Bakar lalu diturunkan kepada anak cucunya, menunggu masa sahaja untuk dilaksanakan? Atau baginda telah mendapat alamat melalui mimpi? Yang pasti, Sultan atau Fakir Muhammad inilah fakir yang dimaksudkan...

===============

Rombongan Sheikh Ismail yang disertai Fakir Muhammad itupun belayar mencari negeri Samudera. Tetapi mereka tidak pasti di manakah letak kedudukannya sehingga tersasar ke Barus, Lamuri dan Perlak. Rombongan ini singgah ke negeri-negeri itu untuk mengIslamkan raja dan penduduknya tetapi apabila disuruh membaca Quran yang dibawa dari Mekah, tiada seorang pun dapat membacanya... Maka tersebutlah kisah Merah Silu di Samudera. Pada suatu malam, sedang baginda lena beradu, maka bermimpilah ia melihat seorang tua berbaju jubah datang seraya memegang dagu Merah Silu dan menutup mata baginda dengan tangannya. Kata orang tua yang muncul itu: “Hai Merah Silu, ucaplah olehmu akan kalimah syahadat”. Maka sahut Merah Silu: “Bagaimana hamba hendak mengucap kalimah syahadat itu?” Ujar orang tua itu: “Bukalah mulutmu.” Merah Silu pun membuka mulutnya lalu diludahi orang itu. Orang tua itupun mengisytiharkan: “Hai Merah Silu, engkaulah raja negeri ini dan namamu Sultan Malikus Salih. Segala binatang yang kamu sembelih halal kamu makan, tetapi jangan memakan binatang yang tidak bersembelih. Sekarang kamu adalah dalam syariat agama Islam, iaitu agama Allah. Dalam empat hari lagi akan sampai sebuah kapal dari Mekah, maka hendaklah kamu turut apa juga yang dikatakan orang kapal itu, jangan kamu bantah atau lawani sebarang kata mereka itu.” Merah Silu bertanya: “Siapakah kamu ini?” Maka sahut suara orang tua berjubah dalam mimpi itu: “Akulah Nabi Muhammad SAW yang di Mekah.”

===============  

Orang tua itu melepaskan dagu Merah Silu daripada tangannya lalu berkata: “Hai Merah Silu, tunduklah kamu ke bawah.” Merah Silu pun tunduk lalu terjaga daripada beradu. Kemaluannya pula terasa seperti sudah dikhatankan orang... Boleh dilihat kesannya nyata pada tubuh-badan, bukannya khayalan. Baginda juga sentiasa mengucapkan kalimah syahadat tiada berhenti, kemudian membaca Al-Quran tiga puluh juzuk dengan lancar sehingga tamat. Segala orang-orang besar dan menteri hulubalang sekalian pun merasa hairan mendengar apakah yang disebut raja mereka kerana belum pernah mendengar sebutan yang demikian. Tidak lama kemudian, rombongan Sheikh Ismail pun sampai ke Teluk Terai lalu berlabuh di situ. Fakir Muhammad bertemu seorang nelayan lalu bertanya “Apakah nama negeri ini?” Jawab nelayan itu: “Negeri ini namanya Samudera.” Beliau bertanya lagi: “Siapakah nama penghulunya?” Sahut sang nelayan: “Nama penghulu atau raja negeri ini Merah Silu, gelarannya Sultan Malikus Salih.” Selepas mendengar ini, fakir itupun kembali naik ke bahteranya lalu terus belayar ke kuala Samudera. Setelah semalaman belayar, rombongan tersebut sampailah ke pusat negeri dan kerajaan. Mereka pun naik ke darat lalu terus masuk menghadap rajanya Merah Silu. Setelah bersua muka, Sheikh Ismail pun berkata: “Hai Merah Silu, ucap dan sebutlah olehmu akan kalimah syahadat.” Merah Silu mengucapkan kalimah suci itu dengan petah, tiada sedikit jua pun bersalahan. Rombongan ini berpuas hati kerana raja itu sudah tahu menyebutnya dengan sempurna. Keesokannya, Sheikh Ismail dan Fakir Muhammad masuk menghadap lagi, kali ini dengan membawa kitab suci Al-Quran yang dibawa mereka dari Mekah. Inilah ujian utama yang akan menentukan segala cerita... Merah Silu menyambut kitab itu penuh hormat, seraya dijunjung dan dikucupnya dengan rasa merendah diri. Kitab itupun dibuka baginda dan dibacanya di hadapan mereka dengan fasih dan lancar. Alhamdulillah, tiadalah payah diajar lagi membaca Al-Quran.

Ternyata inilah orang serta negeri yang dicari rombongan itu selama ini... Sheikh Ismail dan Fakir Muhammad pun mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala kerana telah berjaya menemui negeri Samudera seperti yang tersebut dalam wasiat Rasulullah SAW. Hatta Sheikh Ismail memohon Sultan menghimpunkan sekalian orang-orang besarnya serta rakyat dari segala ceruk rantau. Setelah dihimpunkan, mereka pun diajar mengucap kalimah syahadat dengan meyakinkan maknanya dalam hati masing-masing. Maka akhirnya negeri Samudera pun disebut Darul Islam atau Darussalam. Kerana penduduk negeri itu masuk Islam tiada perlu dipaksa atau diperangi. Jadilah ia daerah kesejahteraan...
BUKU BERPETUALANG KE ACEH 

Minggu, 22 Januari 2012

KEBANGKITAN ACEH ( NAD )





ACHEH








 ACHEH 

Artikel Pilihan :

Tajuk : Sejarah Keagungan Bangsa Acheh - Bhg 1

Oleh:

Al-Ustadz Hilmy Bakar Hasany Almascaty
Chairman The Acheh Renaissance Movement
President Acheh Red Crescent (Hilal Ahmar Asyi)



Sumber ; http://www.acehforum.or.id/sejarah-agung-bangsa-t21883.html



1. Pendahuluan Dan Latar Belakang


Allah SWT di dalam al-Qur’an telah memperingatkan kaum Muslim akan tindakan orang-orang kafir dan munafik yang tidak akan berhenti memerangi dan mendatangkan fitnah sehingga mereka mau mengikuti ajaran atau millah, pola hidup, pandangan orang-orang kafir. Dengan berbagai tipu daya, kafir dan munafik akan berusaha mengkerdilkan, mendiskreditkan bahkan membalik fakta dengan berbagai teori yang mereka rekayasa agar kaum Muslim asing dengan dirinya atau nenek moyang serta tradisi dan sejarah keagungan mereka. Coba kita membaca kembali sejarah Islam di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan sejarah perkembangan Islam di Acheh. Sejak sekolah menengah sampai ke perguruan tinggi kita selalu dihadapkan dengan pengkaburan, penyesatan bahkan penipuan demi penipuan yang dilakukan oleh para orientalis kafir dari Spanyol, Pertugis, Belanda dan lainnya yang diikuti oleh antek-anteknya.



Kaum kafir dan antek-anteknya sangat faham akan pentingnya sejarah bagi sebuah bangsa. Sejarah adalah ibarat nenek moyang bagi seorang manusia, jika tidak mengetahui siapa dan bagaimana nenek moyangnya, maka anak manusia inipun akan kehilangan jati dirinya. Itulah sebabnya Islam menganjurkan agar para pengikutnya mengetahui nasab mereka dan mentauladani perjuangan agung nenek moyang mereka, sebagaimana Muhammad Rasulullah yang selalu bangga dengan nenek moyang beliau Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as yang menjadi bapak bangsa Arab yang telah berhasil menggerakkan pembebasan dan pembangunan peradaban dunia dengan Islam. Maka alangkah naifnya, jika sebuah bangsa tidak mengetahui atau keliru tentang asal usul dan sejarah mereka.



Inilah yang telah dilakukan para bangsa penjajah, baik Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan penjajah-penjajah kafir lainnya. Setelah mereka menjajah sebuah bangsa, maka sejarah bangsa itu akan dihilangkan, dikaburkan dan dimanipulasi, sehingga generasi muda terpisah dengan sejarah dan tradisi nenek moyang mereka dengan segala keagungannya. Pada saat yang sama si penjajah menggantikan dengan sejarah yang mereka rekayasa, dengan maksud agar anak bangsa ini merasa rendah diri dan senantiasa mengangungkan penjajahnya. Itulah sebabnya peninggalan peradaban bangsa-bangsa Muslim yang menunjukkan keagungannya diboyong ke negaranya atau dimusnahkan agar tidak dapat dikenali lagi oleh generasi muda. Akibatnya generasi muda bangsa terjajah inipun tidak mengenal lagi keagungan tradisi dan peradaban mereka dan akhirnya tidak menimbulkan kebanggaan sebagai pewaris peradaban bangsanya.



Keagungan sejarah dan peradaban kaum Muslimin Nusantara yang telah berkembang pesat dalam bentuk pemikiran, budaya, seni, pengetahuan serta teknologi dinisbikan. Kaum Muslim sebelum kedatangan imperialis kolonialis kafir ini digambarkan sebagai sebuah bangsa primitif yang bar-bar, bertelanjang seperti orang Papua pake koteka dan perempuan kelihatan teteknya, yang kadang-kadang disorongkannya kepada babi peliharannya untuk menetek bersama anaknya. Bangsa Muslim yang sudah kosmopolit dan berhubungan dengan pusat peradaban di Mesir, Parsia ataupun Cina ini digambarkan sebagai bangsa sejenis monyet yang mereka juluki sebagai bangsa moor, yang masih melekat sampai saat ini kepada Muslim di Mindanau sebagai bangsa Moro. Seakan-akan kedatangan mereka yang menindas dan serakahlah yang telah menjadikan bangsa Muslim ini maju, padahal kenyataannya merekalah yang telah menghancurkan peradaban, memecah belah, mengadu domba, mengeksploitasi alamnya, memperbudak dan membodohi masyarakatnya, yang telah mengantarkan bangsa Muslim kembali pada titik terendah peradabannya.



Hal inilah yang telah dilakukan penjajah kafir terhadap bangsa-bangsa Muslim di Asia Tenggara, terutama di Acheh. Karena dibandingkan dengan bangsa-bangsa Muslim Melayu lainnya, Acheh adalah pusat Islamisasi terawal di kawasan ini, dan menjadi bangsa Muslim pertama yang memerangi penjajah kafir dan antek-anteknya dengan semangat jihad fie sabilillah, menjadi benteng utama pertahanan Islam yang tidak pernah ditaklukkan penjajah kafir dan mampu mempertahankan wilayah kekuasannya dengan perjuangan yang penuh herois, sehingga mendatangkan kerugian yang besar kepada penjajah Belanda kafir sebagaimana dinyatakan petinggi Belanda Paul Van ’t Veer, dalam De Acheh Oorlog; "Bangsa Belanda dan negeri Belanda tidak pernah menghadapi satu peperangan yang lebih besar daripada peperangan dengan Acheh. Menurut kurun waktunya, perang ini dapat dinamakan perang delapan puluh tahun. Menurut korbannya -1ebih seratus ribu orang yang mati- perang ini adalah suatu kejadian militer yang tidak ada bandingannya dalam sejarah bangsa Belanda. Untuk negeri dan bangsa Belanda, perang Acheh itu lebih daripada hanya pertikaian militer: selama satu abad inilah persoalan pokok politik internasional, politik nasional, dan politik kolonial Belanda"




Para ahli sejarah, terutama yang selalu mengutip pendapat intelektual penjajah kafir, dan ironisnya menjadi materi pada literatur resmi pemerintah sejak sekolah menengah sampai perguruan tinggi, menyatakan bahwa Islam mulai berkembang di Nusantara pada abad ke 12an Masehi dan Kerajaan Pasai yang berdiri pada awal abad ke 13 M dinyatakan sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara berdasarkan catatan perjalanan Marcopolo atau Ibnu Batutah. Meurah Silu yang terkenal dengan Sultan Malikus Salih digambarkan sebagai seorang muallaf yang baru masuk Islam setelah berkuasa, padahal silsilah beliau membuktikan bahwa nenek moyangnya berhubungan dengan keturunan Rasulullah melalui Imam Ja’far Shadiq. Tindakan pengkaburan ini dilanjutkan dengan pernyataan bahwa Kerajaan Jeumpa (Champa) yang terkenal sebagai pusat Islamisasi awal di Nusantara berada di Komboja dan tidak memiliki hubungan historis dengan Kerajaan Islam Acheh Darussalam, Kerajaan Islam Pasai ataupun Kerajaan Islam Perlak yang selanjutnya berperan sebagai pusat utama Islamisasi di alam Melayu Nusantara, termasuk Jawa. Padahal bukti-bukti menyatakan bahwa Kerajaan Jeumpa (Champa) sebagaimana dinyatakan Raffless berada di Acheh, atau di sekitar daerah Peudada kabupaten Bireuen saat ini.



Maka untuk mencapai sebuah renaisans, kebangkitan kembali Acheh dengan segala keagungan dan kegemilangannya, sejarah muram Acheh yang dicitrakan para penjajah dan antek-anteknya harus didekonstruksi, dihancurkan berkeping-keping menjadi serpihan-serpihan yang akan dianalisis bagian demi bagian secara detil. Dari hasil dekonstruksi inilah, sejarah Acheh direkonstruksi, dibangun kembali bagian demi bagiannya sebagaimana citra sebenarnya agar dapat menjadi spirit kebangkitan kembali yang dicita-citakan. Deconstruction for reconstruction.



2. Dekonstruksi Kegemilangan Acheh Pra-Islam


Para kolonialis Barat dengan segala ambisinya sebagai penjajah telah merancang berbagai strategi untuk tetap menjadikan bangsa jajahannya sebagai masyarakat yang bodoh, tertinggal dan tidak memiliki harkat dan martabat. Salah satu cara efektif yang dilakukannya adalah dengan memotong sejarah peradaban bangsa yang dijajahnya. Peninggalan-peninggalan agung nenek moyang mereka dibawa kabur, dirampok bahkan dihancurkan agar generasi muda tidak memiliki jati diri lagi. Itulah sebabnya bangsa-bangsa penjajah, baik Inggris, Pertogis maupun Belanda telah membawa semua bukti peninggalan kegemilangan Islam Nusantara ke Eropa dengan alasan pengembangan pengetahuan.



Selanjutnya mereka menjalankan politik belah bambu dan pecah belah lalu menguasai. Sebagaimana yang mereka telah lakukan di Nusantara. Bangsa Muslim Nusantara dipecah belah dengan pendekatan kesukuan dengan meniupkan fanatisme jahiliyah menggantikan ghirah Islamiyah. Bangsa yang tidak mau takluk dibawah jajahannya, diadu domba dengan saudaranya, seperti penjajah kaphe ini mengadu domba bangsa Padang dengan bangsa Acheh yang sama-sama diketahui sebagai pilar Islam Nusantara. Bangsa Padang direkrut menjadi tentara Belanda yang terkenal dengan Pasukan Marsose, lalu mereka diperintahkan untuk memerangi bangsa Acheh yang tidak mau tunduk kepada penjajah. Terjadilah pertumpahan darah sesama Muslim, yang satu menjadi antek kaphe Belanda dan yang satu sebagai pejuang yang berjihad melawan kezaliman Belanda. Berapa banyak mujahidien fie sabilillah di Acheh yang dibantai pasukan Marsose yang didirikan oleh antek Belanda Muhammad Syarief, tokoh Padang yang akhirnya mendapat medali penghargaan tertinggi dari Ratu Belanda karena berhasil membantai saudara Muslimnya di Acheh.



Masyarakat Nusantara yang sudah tumbuh berkembang dengan keagungan peradabannya sejak beribu-ribu tahun lalu, digambarkan oleh para sejarawan kolonial sebagai sebuah bangsa bar-bar, nomaden, seperti keadaan orang-orang Papua di Lembah Baliem saat ini, yang telanjang dan tinggal di pohon-pohon. Padahal kenyataannya sangat jauh berbeda. Karena masyarakat Nusantara adalah salah satu rumpun bangsa tua yang telah berhasil membangun sebuah entitas budaya dan peradabannya sendiri, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Dari penemuan peninggalan-peninggalan situs sejarah dan benda-benda yang menyertainya dapat diketahui bahwa di Acheh pernah tumbuh berkembang sebuah peradaban yang digerakkan oleh Raja dari Kerajaan-Kerajaan Hindu seperti Kerajaan Indra Pura, Indra Purba, Indra Patra dan lain-lainnya.



Di kalangan bangsa Yunani purba, Sumatera sudah dikenal dengan Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Claudius Ptolemeus, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah ini dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemeus menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri yang menjadi jalan ke Tiongkok, sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Disebutkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5000 tahun lalu. Naskah Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras Thalasses, mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, atau ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Sumatera mencari emas, kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Sumatera. Para pedagang Nusantara sudah menjajakan komoditas mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi.



Dalam kitab Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Raja Solomon, raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang berada dibawah kekuasaannya. Emas didapatkan dari negeri Ophir. Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. berlayar ke "tanah yang Kami berkati atasnya" (al-ardha l-lati barak-Na fiha). Di manakah gerangan letak negeri Ophir yang diberkati Allah ? Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatera.(Sangtawal: ada pendapat yang menyatakan ianya di Gunung Ledang !) Kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemeus pun menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan asumsi bahwa di sanalah letak negeri Ophir-nya King Solomon.



Perdagangan antara negara-negara Timur dengan Timur Tengah dan Eropa berlangsung lewat dua jalur: jalur darat dan jalur laut. Jalur darat, yang juga disebut "jalur sutra" (silk road), dimulai dari Cina Utara lewat Asia Tengah dan Turkistan terus ke Laut Tengah. Jalur perdagangan ini, yang menghubungkan Cina dan India dengan Eropa, merupakan jalur tertua yang sudah di kenal sejak 500 tahun sebelum Masehi. Sedangkan jalan laut dimulai dari Cina (Semenanjung Shantung) dan Indonesia, melalui Selat Malaka ke India; dari sini ke Laut Tengah dan Eropa, ada yang melalui Teluk Persia dan Suriah, dan ada juga yang melalui Laut Merah dan Mesir. Diduga perdagangan lewat laut antara Laut Merah, Cina dan Indonesia sudah berjalan sejak abad pertama sesudah Masehi



Akan tetapi, karena sering terjadi gangguan keamanan pada jalur perdagangan darat di Asia Tengah, maka sejak tahun 500 Masehi perdagangan Timur-Barat melalui laut (Selat Malaka) menjadi semakin ramai. Lewat jalan ini kapal-kapal Arab, Persia dan India telah mondar mandir dari Barat ke Timur dan terus ke Negeri Cina dengan menggunakan angin musim, untuk pelayaran pulang pergi. Juga kapal-kapal Sumatra telah mengambil bagian dalam perdagangan tersebut. Pada zaman Sriwijaya, pedagang-pedagangnya telah mengunjungi pelabuhan-pelabuhan Cina dan pantai timur Afrika. Ramainya lalu lintas pelayaran di Selat Malaka, maka telah menumbuhkan kota-kota pelabuhan yang terletak di bagian ujung utara Pulau Sumatra. Perkembangan perdagangan yang semakin banyak di antara Arab, Cina dan Eropa melalui jalur laut telah menjadikan kota pelabuhan semakin ramai, termasuk di wilayah Acheh yang diketahui telah memiliki beberapa kota pelabuhan yang umumnya terdapat di beberapa delta sungai. Kota-kota pelabuhan ini dijadikan sebagai kota transit atau kota perdagangan .



Ini artinya peradaban Acheh adalah diantara peradaban tua di wilayah Nusantara. Namun belum banyak bukti yang dapat dikemukakan tentang kegemilangan masa lalu peradaban Acheh, yang menurut beberapa penelitian para ahli disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya (i) belum diadakannya menggalian terhadap situs sejarah purba secara serius dan menyeluruh akibat pertimbangan politik ataupun konflik berkepanjangan (ii) hilangnya situs-situs penting, terutama dipinggir laut akibat terjadinya beberapa kali gelombang tsunami, sebagaimana tsunami 26 Desember 2004 lalu yang menghancurkan kota-kota purba Acheh yang umumnya dipinggir pantai yang berhadapan langsung dengan tsunami (iii) adalah menjadi tradisi sebagian masyarakat Acheh untuk memusnahkan peninggalan sejarah apabila sudah tidak dikehendaki penguasanya, contoh terdekat adalah pembakaran buku-buku ilmiyah karya Hamzah Fansuri dan ulama aliran Wujudiyah di depan Masjid Baiturrahman atas perintah Sultan Iskandar Tsani berdasarkan fatwa Syekh Nuruddin al-Raniri, atau pembakaran Istana Super Megah yang didirikan Sultan Iskandar Muda, Darud Dunya akibat terjadinya pemberontakan pada masa Sultanah Inayat Syah. Dan terakhir adalah bumi hangus Istana pada zaman Sultan Muhammad Daud Syah agar jangan sampai dikuasai penjajah Belanda.



Keadaan revolusioner dan dinamis yang terjadi di Acheh dari waktu ke waktu sepanjang 500 tahun terakhir telah memecah konsentrasi para pemimpin dan cendekiawan Acheh dalam memelihara peninggalan sejarahnya sehingga banyak yang terbengkalai, hilang, musnah bahkan sengaja dihilangkan dengan alasan keamanan. Penulis beberapa kali mendapatkan alasan ketakutan nara sumber yang memiliki peninggalan berharga berupa manuskrip penting, karena jika diketahui aparat akan diambil dan mereka dituduh sebagai pemberontak atau sparatis. Akibatnya banyak manuskrip-manuskrip penting peninggalan peradaban Acheh tertanam atau hilang.



Namun demikian, dari sumber-sumber sekunder dapat diketahui kembali, walaupun masih tingkat awal mula, tentang sejarah kegemilangan Acheh, terutama pada masa pra-Islam. Data-data tersebut sangat penting untuk mengetahui sejauh mana tingkat peradaban dan pengetahuan masyarakat Acheh pra-Islam, baik zaman pra-Hindu-Budha ataupun sebelumnya. Mengingat letak geografi Acheh yang strategis sebagai laluan dalam perjalanan menuju pulau Jawa atau Timur Jauh lainnya dari sumber peradaban tua umat manusia, baik di sekitar Asia Tengah, Timur Tengah ataupun Afrika. Karena di Jawa atau Kalimantan banyak ditemukan peradaban manusia yang telah berusia ratusan ribu tahun.



Dari sumber-sumber sekunder, sebagaimana telah disebutkan terdahulu, ternyata Acheh memiliki peranan penting dalam sejarah peradaban manusia. Salah satu bukti otentik yang tidak diragukan adalah perjalanan kapur Barus yang telah menembus peradaban Yunani, Rumawi sampai Mesir klasik. Produk unggulan Barus-Acheh ini telah menjadi komuditas primadona dunia yang tinggi nilainya, sehingga megantarkan Acheh sebagai salah satu bagian dari kegemilangan dan ketinggian peradaban klasik pra-Islam. Tentunya kedatangan manusia-manusia modern pada zaman itu ke Acheh telah membawa perubahan pada pengetahuan dan kebiasaan masyarakat, sebagaimana pengaruh kedatangan para relawan asing manca negara saat ini ke Acheh yang membawa berbagai bentuk pengetahuan, ilmu, budaya dan peradaban yang mempengaruhi pola hidup masyarakat. Kedatangan mereka sudah pasti akan membawa kemajuan dan kemakmuran kepada masyarakat Acheh, dan tidak diragukan bahwa kemakmuran akan mengantarkan kegemilangan peradaban umat manusia seperti apa yang dialami negara-negara maju seperti Amerika, Eropa maupun Jepang, India dan Cina saat ini.



Kegemilangan masyarakat Acheh yang telah berkembang pesat sebelum kedatangan Islam dengan pencapaian-pencapaian peradabannya telah memudahkan para pembawa Islam untuk memajukannya secara maksimal. Karena lebih mudah mengajarkan Islam yang sempurna dan menyeluruh kepada orang-orang yang berperadaban, berpengatahuan dan menggunakan akalnya untuk berfikir. Itulah sebabnya, saat ini para pendakwah kita lebih mudah menyebarkan Islam kepada masyarakat modern di Amerika, Eropa ataupun Jepang dari pada masyarakat di pedalaman Papua atau Kalimantan yang masih hidup telanjang dan jauh dari peradaban. Sebagaimana tersebar cerita dikalangan pendakwah, jika di Eropa orang-orang bule cerdik-pandai berlomba-lomba meninggalkan gereja dan masuk Islam karena alasan rasional dan sesuai dengan perkembangan zaman, tapi di negeri ini orang-orang bodoh dan tolol bisa diajak masuk gereja karena sebungkus super mie. Sungguh benar sabda Rasul, kebodohan akan membawa kemiskinan dan kemiskinan akan menjadikan orang mudah kepada kekafiran.



Masuknya Islam telah mengantarkan masyarakat Acheh sebagai bagian dari pergerakan internasional pembebasan umat manusia dari belenggu kegelapan yang membawanya sebagai masyarakat berperadaban tinggi berdasarkan nilai-nilai keuniversalan dan keagungan Islam. Dalam Bustanu’l Salatin, Syekh Nuruddin telah menggambarkan bagaimana tingginya pengetahuan dan pemikiran masyarakat Acheh, baik di kalangan para sultan, pejabat negara sampai kepada masyarakat umum sehingga banyak ulama yang datang ke Acheh harus kembali belajar agar cukup pengetahuannya untuk mengajar di tengah masyarakat Acheh yang kosmopolit masa itu. Itulah sebabnya para pemuka Islam menjuluki Acheh sebagai "Serambi Mekkah", sebagai satu-satunya serambi Mekkah di dunia, yang tidak lain bermakna sebenarnya adalah karena Acheh telah menjadi pusat rujukan ajaran dan fatwa Islam di Nusantara.



Tradisi dan peradaban, terutama pemikiran Islam di Acheh sudah berkembang pesat dan bahkan para ulama dan cerdik pandainya memiliki kaliber yang sederajad dengan para ulama Hijaz dan semenanjung Arabia lainnya. Kasus ini dapat dilihat pada diamnya (tawaquf) ulama-ulama Hijaz di Mekkah atas kepemimpinan wanita selama lebih 50 tahun pemerintahan 4 orang Sultanah Acheh atas dukungan fatwa Mufti dan Qadhi Malik al-Adhil, Syekh Abdul Rauf al-Singkili (Maulana Syiah Kuala). Hal ini tidak lain untuk mengormati ijtihad beliau yang didasarkan pada pengetahuan mendalam dan luas terhadap ajaran Islam. Setiap utusan Syarief Mekkah yang datang kepada beliau harus mengakui ketinggian ilmunya serta kesahihan ijtihad dan fatwanya sehingga hujjahnya tak terpatahkan. Namun setelah beliau wafat, maka Ketua Mufti Mekkah mengeluarkan fatwa yang memakzulkan (memberhentikan) Sultanah Kamalat Ziatuddinsyah pada 1699 dengan hujjah bahwa syari’at Islam tidak membenarkan perempuan menjadi pemimpin negara.



Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah saw telah berkata: "Sebaik-baik kamu pada zaman jahiliyah, akan menjadi sebaik-baik manusia setelah memeluk Islam". Ini adalah sebuah ungkapan yang telah menjadi kenyataan dalam sejarah kegemilangan Islam yang telah dipimpin Rasulullah saw. Pada zaman pra-Islam, banyak sekali tokoh-tokoh berpotensi, seperti Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid yang secara terang-terangan menentang Islam pada awal perkembangannya. Umar sendiri sempat mau membunuh Nabi Muhammad karena dianggapnya sebagai sumber perpecahan masyarakat Mekkah, namun akhirnya masuk Islam setelah membaca lembaran al-Qur’an yang dirampasnya dari adiknya yang sudah lebih dahulu masuk Islam. Setelah memeluk Islam, Umar adalah salah seorang pembela Islam yang berani dan telah menjadi Khalifah yang menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia. Demikian pula dengan Khalid yang sempat memimpin kaum musyrikin melawan Nabi Muhammad sehingga kaum Muslim mengalami kekalahan di perang Uhud. Namun setelah Khalid masuk Islam, akhirnya dia digelar dengan "Pedang Allah" yang telah menumbangkan kekuasaan-kekuasaan besar seperti Romawi dan Parsia.


Masyarakat Arab sendiri sebelum kedatangan Islam adalah masyarakat yang terbelakang dari segi peradaban dan pengetahuan jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya, baik Mesir, Rumawi ataupun Persia. Bahkan al-Qur’an sendiri menyebut masyarakat Arab di sekitar Mekkah sebagai Ummiyun, masyarakat yang tidak memiliki peradaban dan kekuasaan. Dalam sejarah disebutkan bahwa masyarakat Arab di sekitar Mekkah jika terjadi musim kemarau panjang, mereka terkadang menjadi pengungsi dan pengemis di sekitar Kerajaan-kerajaan besar seperti Mesir, Habsyah ataupun Parsia. Masyarakat Arab pra-Islam digambarkan sebagai sebuah suku bangsa kecil yang terpecah belah, miskin lagi terbelakang dengan hidup yang berpindah-pindah. Namun berkat Islam, bangsa yang kecil dan tidak diperhitungkan ini, dalam waktu kurang dari 30 tahun sejak kebangkitan Nabi Muhammad, telah menjadi sebuah bangsa besar yang menggetarkan semua super power, dan akhirnya sejarah membuktikan bahwa semua super power itu tunduk kepada masyarakat ummy yang telah mendapatkan pencerahan dan kekuatan spiritualitas dari keagungan nilai-nilai Islam. Selanjutnya umat Islam menjadi mercusuar peradaban manusia, yang menghubungkan peradaban klasik paganis menjadi peradaban modern rasionalis.



Hal inilah yang terjadi pada masyarakat Acheh. Jika sebelum Islam mereka adalah sebuah bangsa yang sudah berperadaban maju, maka kedatangan Islam akan mendorong lebih kencang kemajuan dan pencapaian peradaban mereka sebagaimana dicatat sejarah. Jika sebelum Islam masyarakat Acheh hanya sebuah kerajaan-kerajaan kecil dibawah perlindungan Kerajaan Hindu seperti Sriwijaya, maka setelah Islam datang menyinari masyarakat Acheh, mereka bangkit menjadi sebuah kekuatan baru yang pada akhirnya menjadi pelopor dan penggerak Islamisasi di Nusantara. Termasuk menjadi sebab utama tumbang dan lenyapnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, baik di Sumatra, Semenanjung Melayu, Kalimantan, Jawa, Sulawesi sampai ke Maluku dan Papua serta sampai di Sulu dan Mindanao yang telah mapan selama ribuan tahun. Pusat Islamisasi Nusantara Acheh digerakkan oleh Kerajaan-Kerajaan Islam silih berganti yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Dimulai dari berdirinya Kerajaan Islam Jeumpa pada tahun 777 M oleh Sasaniah Salman, yang dilanjutkan perannya oleh Kerajaan Islam Perlak tahun 805 M yang didirikan anak Raja Islam Jeumpa bernama Meurah Syahr Nawi dikembangkan keponakannya Maulana Abdul Aziz Syah dan keturunannya, disambung oleh Kerajaan Pasai pada abad XII yang didirikan keturunan Raja Jeumpa dan Perlak bernama Meurah Silu atau Sultan Malik al-Salih. dan seterusnya yang mulai mendapat kegemilangan pada masa Kerajaan Acheh Darussalam yang menggabungkan semua Kerajaan Islam Acheh, menggapai puncaknya keagungannya pada zaman Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607-1636 M yang menguasai seluruh pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya serta menjadi pelindung Kerajaan-Kerajaan Islam lainnya, baik di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku sampai Sulu-Mindanao.



Demikian pula para Sultan Acheh ikut berperan aktif mendirikan Kerajaan Islam Jawa terbesar, baik Demak, Mataram maupun Banten. Kerajaan Islam Perlak dan Pasai secara teratur dan berkala telah mengirimkan para pendakwah Islam ke tanah Jawa yang digerakkan oleh para ulama keturunan Nabi Muhammad silih berganti. Yang paling terkenal adalah sebuah gerakan Islamisasi dengan nama Wali Sembilan atau Wali Songo yang dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim (Syekh Maghribi) bersama beberapa keluarga dekat dan keponakannya seperti Sunan Ampel, Sunan Drajad, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati dan lainnya yang memiliki satu jalur keturunan dan bermuara pada Imam Ja’far Sadiq. Penaklukan mereka terhadap Kerajaan Jawa-Hindu Majapahit yang dominan masa itu, tidak dilakukan secara perang konfrontatif mengingat kuatnya Majapahit. Penyebaran Islam dilakukan melalui jalur perdagangan, perubahan sosial-budaya, pendidikan, dakwah dan yang paling strategis melalui jalur perkawinan.



Wali Songo mengawinkan Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V dengan kader muslimah terbaiknya yang dikenal dengan nama "Puteri Champa", gadis cantik jelita dan cerdas, seorang Puteri Kerajaan Islam Jeumpa Acheh yang juga masih keponakan dari Sunan Ampel, yang ketika itu telah membuka lembaga kaderisasi dan pendidikan di Ampel Surabaya. Dari perkawinan ini lahirlah seorang putera bernama Raden Fatah, yang sejak kecil sudah diungsikan dari Istana Majapahit dan mendapat pendidikan langsung para Wali Songo, dan dibesarkan dalam lingkungan pendidikan Sunan Ampel. Ketika dewasa, Raden Fatah diangkat menjadi penguasa lokal di Demak, Jawa Tengah. Setelah menggalang kekuatan dan mendapat dukungan meluas, Wali Songo memproklamirkan berdirinya Kerajaan Islam Demak dan mengangkat Raden Fatah sebagai Sultan. Sejak saat itu, dimulailah penaklukan demi penaklukan yang telah mengakhiri dominasi Kerajaan Hindu-Budha di tanah Jawa dan mulai berdiri Kesultanan-Kesultanan Islam. Sementara Syarief Hidayatullah, tidak diragukan berasal dari keturunan keluarga besar Kesultanan Perlak-Pasai yang telah telah mendirikan Kesultanan Banten di Jawa bagian Barat.



Pemikir Islam kontemporer Ismail R. Faruqi. menjuluki muslim nusantara, para pejuang Acheh sebagai "One of the oldest and bloodiest struggle of the Muslims have waged against Christian-Colonialist aggression". Salah satu rumpun bangsa yang paling pertama dan paling berdarah diantara bangsa Muslim dalam menentang agresi kaum Kristen-Kolonialis. Karena realitas sejarah membuktikan hampir 500 tahun lebih masyarakat Muslim Acheh dibawah kepemimpinan para Sultan berperang silih berganti melawan kaum Imprialis-Kolonialis "kaphe" yang hendak menjajah Acheh dan menghilangkan dominasi Islam. Dengan gagah perkasa dan senjata apa adanya mereka bangkit berjihad fie sabilillah melawan tentara-tentara Salib dari Portugis maupun Belanda yang telah memiliki persenjataan modern pada masa itu.



Akhirnya, sejarah kemanusiaan harus mengakui, Acheh dengan segala kegemilangan sejarah peradabannya sejak dahulu kala telah melahirkan tokoh-tokoh berkaliber dunia pada bidangnya masing-masing yang tercatat dalam tinta emas sejarah umat manusia. Nama-nama besar dari Acheh telah menghiasi perjalanan sejarah umat manusia, diantaranya seperti Syahriansyah Salman, Syahri Nuwi, Sultan Malikus Saleh, Sultan Iskandar Muda, Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniry, Ratu Safiatuddin, Maulana Syiah Kuala, Laksamana Malahayati, Tgk. Chik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nya’ Dhien dan lain-lainnya

Bersambung ke bhg 2........